Labels: biologi
Dalam Taksonomi, suatu takson yang besar (anggotanya banyak) bisa dibagi lagi menjadi beberapa subtakson yang lebih kecil. Bisa Sub kelas, sub kingdom (contohnya plantae yang punya subkingdom tumbuhan berpembuluh dan tidak berpembuluh). Kita bisa lihat dari contoh urutan takson berikut ini. Ochan ambil kentang aja. Adapun urutan takson kentang adalah sebagai berikut :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Solanum
Spesies: Solanum tuberosum L
bisa lihat kan, kalau kentang punya subkingdom, superdivisi, dan subkelas. sub-sub ini digunakan untuk mengklasifikasikan lagi suatu takson yang anggotanya besar.
Selengkapnya...
Jumat, 25 Maret 2011
CONTOH URUTAN TAKSON (KENTANG)
KENAPA HANYA TUMBUHAN DIKOTIL YANG BISA DICANGKOK?
Labels: biologi
Ini pertanyaan yang ditanyain guru SMAq beberapa tahun yang lalu. Belum nemu jawaban yang pas banget sih, tapi siapa tahu jawaban yang kemarin bisa membantu.
Mencangkok adalah salah satu cara mengembangbiakan tanaman secara vegetatif. Sebenernya cangkok masih sodara sama stek, bedanya, tanaman yang dicangkok baru ditanam di lahan baru setelah tumbuh akar, kalo stek langsung tancap aja. Sifat tanaman hasil cangkok otomatis sama dengan induknya karena tidak ada perubahan struktur gen. Wong dipotong doang, hehehe...
Dalam kenyataannya, hanya tumbuhan dikotil saja yang dapat dicangkok. Kenapa? Alangkah baiknya kita meninjau struktur batangnya (karena batanglah yang dicangkok.
Struktur batang tumbuhan monokotil berbeda dengan susunan batang dikotil. Kita lihat saja pada gambar.
Struktur batang tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, adapun perbedaannya antara lain,
1. Berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil teratur. Floem terletak di bagian luar pembuluh dan xylem terdapat di bagian dalam pembuluh, di antara dua bagian ini terdapat kambium yang meripakan jaringan meristematis sekunder. Sedangkan pada tumbuhan monokotil berkas pembuluhnya menyebar. Xylem dan floemnya berdekatan tapi menyebar di seluruh bagian.
2. Batang dikotil memiliki kambium untuk pertumbuhan sekunder (membesar / melebar) sedangkan tumbuhan monokotil tidak.
Dua hal di ataslah yang menyebabkan hanya tumbuhan dikotil yang bisa dicangkok. Mencangkok memerlukan sususnan batang yang teratur. Saat mencangkok jaringan floem dihilangkan agar zat makanan hasil fotosintesis terhenti di daerah pemotongan dan merangsang pertumbuhan akar. Selain itu juga dibutuhkan kambium yang merupakan jaringan meristematis untuk pertumbuhan sekunder.
Cangkok adalah cara yang cepat dalam memperbanyak tanaman, sifat yang diperolehpun sama seperti induknya. Tapi hati-hati, tanaman yang dicangkok biasanya memiliki perakaran yang lemah. Selengkapnya...
GANGGANG (ALGAE)
Labels: biologi
Diambil dari tedybio.multiply
Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas.
Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk serupa benang atau lembaran.
Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :
- fikosianin : warna biru
- klorofil : warna hijau
- fikosantin : warna perang/ coklat
- fikoeritrin : warna merah
- karoten : warna keemasan
- xantofil : warna kuning
Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri).Hampir semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab.
Ganggang terbagi menjadi beberapa kelas :
- Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.
- Chlorophyta (ganggang hijau)
- Chrysophyta (ganggang keemasan)
- Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
- Rhodophyta (ganggang merah)
1. Cyanophyta (ganggang biru)
Merupakan ganggang bersel satu dan bersifat prokayotik.
Keterangan lain sudah dibahas dalam bab terdahulu.
2. Chloropyta (ganggang hijau)
Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga lain.
Cara reproduksi dengan fragmentasi dan konyugasi.
contoh :
- Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan pembelahan sel dan tiap sel membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan kelak untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan karbohidrat.
- Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan dapat dimakan.
- Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan konyugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru.
- Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi.
- Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat.
- Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
- Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain.
- Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil.
Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :
a. Menguntungkan :
- sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar.
- dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
- penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
b. Merugikan :
- ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air akan berubah warna dan berbau.
3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai puluhan meter.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,c sedangkan generatif dengan isogami dan oogami.
Contoh :
- Laminaria
- Fucus
- Turbinaria
- Sargasum
Peranan ganggang coklat :
- Penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat, obat-obatan, lateks sintetis
- Sumber I2 (iodium) dan K (kalium)
- Sebagai makanan ternak
4. Rhodophyta (ganggang merah)
Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen kklorofi a, klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.
Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran.
Reproduksi vegetatif dengan spora.
Contoh :
- Batrachospermum
- Gelidium
- Eucheuma
- Gracililaria
- Chondrus
- Porphyra
- Polysiphonia
- Nemalion
- dll
Peranan ganggang merah :
Eucheuma spinosum, Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-agar.
5. Chrysophyta ( ganggang keemasan)
Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin.
Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan fitoplankton.
Contoh :
- Vaucheria : hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk benang sering bercabang.
- Ochromonas : sel berbentuk bola, berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas berupa lembaran melengkung warna kekuningan.
- Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut sebagai epifit dan mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu silica.
Manfaat ganggang keemasan :
Diatome (ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.
Peranan ganggang dalam kehidupan :
1. Bidang industri
- Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan plastik, kosmetik dan tekstil.
- Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan penyekat dinamit, penggosok dan saringan.
- Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar.
- Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.
- Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.
2. Bidang perikanan
Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut.
3. Dalam ekosistem
Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen yang paling utama.
Selengkapnya...
GANGGANG
Ganggang merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak sel (multi seluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai Fitoplankton sedang yang multiseluler dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau Perifiton.
Habitat alga adalah air atau di tempat basah, sebagai Epifit atau sebagai Endofit.
Ganggang berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif.
BERDASARKAN PERBEDAAN PIGMEN, GANGGANG DIBAGI MENJADI 4 DIVISIO
1. CLOROPHYTA (ganggang hijau)
Mengandung pigmen hijau, yaitu klorofil
Contoh :
- Chlamydomonas sp.
- Chlorella sp.
- Euglena sp. Volvox sp. mahluk transisi antara ganggang dan
protozoa
2. CHRYSOPHYTA (ganggang keemasan)
Memiliki pigmen Karoten, disamping adanya klorofil.
Contohnya yang paling umum adalah Navicula sp. (Ganggang kresik = Diatomae), ganggang ini mengandung zat kersik yaitu silikat. Tanah yang mengandung ganggang ini disebut Tanah Diatom, baik sekali sebagai bahan lapisan pada dinamit, dapat pula digunakan sebagai bahan penggosok, saringan dan lain-lain.
3. PHAEOPHYTA (ganggang pirang=ganggang coklat)
Memiliki pigmen Fikosantin, disamping adanya klorofil. Semua anggotanya hidup di laut.
Contohnya:
- Turbinaria australis
- Sargassum siliquosum
- Fucus vesiculosus (bahan pewarna
alami)
Beberapa jenis ganggang ini menghasil-kan Asam Alginat yang berguna bagi industri tekstil dan makanan sebagai zat warna.
4. RHODOPHYTA (ganggang merah)
Memiliki pigmen Fikoeritrin, di samping ada-nya klorofil.
Contohnya:
- Eucheuma spinosum, merupakan
penghasil agar-agar.
- Gracillaria sp., menghasilkan bahan untuk Selengkapnya...
Contoh Keanekaragaman Hayati dan Sistem Pemberian Nama
Berdasarkan tingkat, keanekaragaman hayati terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu gen, jenis, dan ekosistem.
1. KEANEKARAGAMAN GEN
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh faktor keturunan, yaitu gen yang berasal dari induk jantan dan betina. Gen adalah materi yang terdapat pada kromosom dan bersifat diturunkan. Keragaman tingkat gen ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis dan dapat terjadi melalui perkawinan maupun akibat interaksi gen dengan lingkungannya.
Contoh:
• variasi jenis anjing : bulldog, herder, anjing kampung.
• variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau.
• variasi jenis mawar : mawar merah, mawar putih, mawar kuning, mawar jingga.
2. KEANEKARAGAMAN JENIS
Keanekaragaman ini Iebih mudah diamati dibandingkan keanekaragaman gen. Keragaman hayati tingkat jenis dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahiuk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
Contoh:
• keanekaragaman jenis pada Familia atau keluarga kucing ( harimau, macan tutul, singa, kucing rumah, kucing hutan, macan kumbang).
3. KEANEKARAGAMAN EKOSISTEM
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
Contoh:
• ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, ekosistem laut, masing – masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut.
Rumus Cepat : J E G
J untuk Jenis
E untuk Ekosistem
G untuk Gen
Taksonomi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi. Ilmu ini mencakup pengelompokan dan pemberian nama makhluk hidup. Takson dimulai dari yang beranggota banyak hingga yang beranggota paling sedikit. Takson dengan anggota banyak hanya memiliki sedikit persamaan sifat. Sementara itu, takson dengan anggota sedikit memiliki banyak persamaan sifat.
SISTEM TATA NAMA
Sistem tata nama spesies atau jenis disebut “binomial nomenclature,” yaitu menggunakan dua kata. Kata pertama merupakan nama genus, huruf pertama ditulis dengan kapital. Kata kedua merupakan petunjuk jenis, huruf pertama ditulis dengan huruf kecil.
Contohnya, Oryza sativa (padi).
Oryza sativa : nama species atau jenis.
Oryza :genus (huruf depan ditulis kapital).
sativa : epitname (huruf depan ditulis kecil).
Cara penulisannya: Oryza sativa, (harus miring) atau Oryza sativa diberi garis bawah.
Penulisan nama spesies yang mencantumkan nama penemunya, maka pada akhir nama penemu ditambahkan huruf (-i).
• Ciri khas Ordo berakhiran “ales”.
• Ciri khas Familia berakhiran “ceae”.
SISTEM 6 KONDOM
1. Virus
Virus adalah makhluk hidup yang unilk, berbentuk aseluler, hanya terdiri dari protein dan asam nukleat.
2. Monera
Monera adalah hewan bersel tunggal prokariotik (tidak berinti), yang termasuk monera adalah bakteri dan cyanophyta (sianobacter).
3. Protista
Pembentukan kingdom ini berdasarkan teori Ernest Haeckel, yaitu makhluk hidup uniseluler eukariotik.
4. Fungi/Jamur
Makhluk hidup multiseluler berbentuk benang yang disebut hifa dan sel – selnya tidak mempunyai klorofil
5. Animalia
Makhluk hidup multiseluler tidak mempunyai klorofil dan tidak berdinding sel.
6. Plantae
Makhluk hidup multiseluler mempunyai klorofil dan berdinding sel.
Rangkuman Biologi SMA kelas I, II dan III, oleh Sinta Sasika Novel, S.Si Selengkapnya...
Gambaran Umum Proses Fotosintesis Tumbuhan
Fotosintesis adalah proses pembentukan molekul – molekul makanan yang kompleks dan berenergi tinggi dari komponen – komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrofik lainnya dengan keberadaan energi cahaya.
Dalam proses fotosintesis, foton(paket satuan) cahaya ditangkap oleh molekul – molekul pigmen yang spesitik. Elektron – elektron di dalam molekul – molekul pigmen tersebut dieksitasi oleh foton – foton yang diserap dan elektron – elektron yang tereksitasi itu pun akhirnya akan membebaskan energi ke dalam sel saat elektron – elektron itu kembali ke keadaan tak tereksitasi.
Banyak sel menggunakan energi ini untuk mereduksi karbon dioksida menjadi karhohidrat.
Fotosintesis adalah reaksi endergonik utama dalam kehidupan sebuah proses menaiki bukit di mana molekul – molekul berenergi rendah seperti karbon dioksida dan air berinteraksi untuk membentuk karhohidrat berenergi tinggi dan pada akhirnya, lipid dan protein. Reaksi fotosintetik pada dasarnya merupakan pembalikan dari respirasi selular yang merupakan proses eksergonik.
CONTOH 1
Pada respirasi, energi dilepaskan ketika molekul – molekul seperti glukosa (C6H1206) dioksidasi menjadi CO2 dan H2O.
Energi yang dilepaskan disimpan sehagai ATP. Kebanyakan ATP yang dibentuk saat respirasi berasal dari reaksi – reaksi yang terjadi dalam mitokondria.
Pada fotosintesis, energi dari matahari diserap oleh sistem – sistem pigmen di dalam kloroplas dan energi tersebut digunakan pertama – tama untuk membentuk ATP, lalu untuk membentuk molekul gula. Gas oksigen dilepaskan dalam proses itu.
Panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk fotosintesis hanya sebuah fraksi kecil dari spektrum total radiasi elektromagnetik. Pada tumbuhan tingkat tinggi, jingga, biru dan merah tampaknya adalah yang paling efektif dalam mendorong terjadinva fotosintesis.
Warna – warna dari spektrum cahaya tampak itu memiliki panjang gelombang yang kira – kira berkisar antara 380 hingga 750 nanometer (nm) secant berturut – turut. Kemampuan cahaya untuk membuat elektron terlepas (tereksitasi) berhubungan dengan panjang gelombangnya, bukan dengan kecerahan (intensitas) berkas cahaya.
Hanya sebagian kecil persentase cahaya yang mencapai tumbuhan yang benar – benar diserap. Kebanyakan cahaya hanya melewati tumbuhan (ditransmisikan) atau dipantulkan dari permukaan tumbuhan.
Proses fotosintesis tersusun atas serangkaian jalur metaholik rumit yang dapat dirangkum sebagai herikut :
Tahapan reaksi tergantung cahaya menghasilkan NADPH dan ATP, yang kemudian akan digunakan untuk mereduksi CO2, menjadi karhohidrat melalui reaksi “gelap”.
Reaksi terang memerlukan cahaya hanya untuk satu dari dua tahapan reaksi tersebut.
Pustaka
Schaums : Outlines's Biologi Ed. 2, oleh George H. fried, Ph.D. dan George J. Hademenos, Ph. D, PT Gelora Aksara Pratama. Selengkapnya...
Rabu, 23 Maret 2011
Rimpang
Dalam botani, rimpang atau rizoma adalah sebuah bentuk modifikasi batang tanaman yang biasanya menjalar di dalam tanah dan dapat menghasilkan tanaman baru dari ruasnya. Dari ruas dapat tumbuh tunas dan akar, sehingga terbentuk tanaman baru. Temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan (Pteridophyta) adalah contoh dari jenis-jenís tanaman yang memiliki organ ini.
Rizoma biasanya juga menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme tertentu. Pada temu-temuan, rizoma menyimpan banyak alkaloid. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber. Kentang yang dimakan manusia adalah tuber.
Stolon juga merupakan modifikasi batang sebagaimana rizoma. Berbeda dengan rizoma, stolon menjalar di sekitar permukaan tanah. Selengkapnya...
Pembuluh tapis
Pembuluh tapis atau floem (phloem, dari bahasa Yunani φλόος / Lat. phloos, berarti "pepagan".) adalah jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) yang berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis, terutama gula sukrosa, dan berbagai metabolit lainnya dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan lainnya, seperti batang, akar, bunga, buah, biji, dan umbi. Proses transpor ini disebut sebagai translokasi. Daun merupakan sumber fotosintat (source), sedangkan organ lain menjadi penampungnya (sink). Arah pergerakan zat dalam pembuluh tapis berlawanan dengan pembuluh kayu.
Berbeda dengan pembuluh kayu, sel-sel pembuluh tapis bersifat "aktif" dalam mengatur pergerakan hara di dalamnya. Dinding sel-selnya tipis dan memiliki struktur lubang-lubang. Sel-sel buluh tapis dihasilkan oleh kambium pembuluh dan setelah "masak" tidak kehilangan protoplasma. Dalam sistem buluh tapis, biasanya sel-sel buluh tapis didampingi oleh sel-sel pengiring yang lebih kecil.
Translokasi gula diatur oleh kebutuhan dari organ-organ pada jarak yang jauh dan bergantung pada tahap perkembangan tumbuhan. Proses yang umum dikenal sebagai aliran tekanan. Konsentrasi gula yang tinggi di daun akan bergerak ke sel-sel dengan gradien konsentrasi yang lebih rendah. Pergerakan ini dikendalikan oleh proses biokimia pada organ-organ lainnya. Sebagai contoh, perkembangan buah dan biji memerlukan energi tinggi. Proses perkembangan ini akan menarik banyak gula dan substansi-substansi yang diperlukan dari daun dan organ lainnya. Kompetisi antarorgan untuk mendapatkan pasokan energi dapat terjadi. Dalam pertanian, pemangkasan atau pengurangan banyaknya buah kerap dilakukan untuk menekan kompetisi dan menghasilkan produk dengan ukuran yang dikehendaki pasar.
Selengkapnya...
Meristem
Meristem adalah jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel punca yang aktif melakukan pembelahan sel. Jaringan ini mudah ditemukan pada bagian titik-titik tumbuh batang maupun akar. Meristem di bagian ini disebut sebagai meristem primer, karena mengawali pertumbuhan biomassa. Meristem juga ditemukan pada bagian batang dan akar, membentuk kambium. Terdapat dua jenis kambium pada batang yaitu kambium vaskular dan kambium gabus (felogen). Keduanya bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder (ke samping) yang dialami tumbuhan dan disebut meristem sekunder.
Jaringan meristematik dapat diinduksi (dirangsang) pembentukannya, baik dengan melukai suatu bagian tubuh tumbuhan maupun dalam kultur buatan (dengan kultur jaringan). Jaringan meristematik yang terbentuk karena induksi ini dinamakan kalus.
Meristem pucuk dan kambium biasanya adalah bagian yang paling mudah diinduksi untuk memperbanyak diri pada kultur jaringan.
Selengkapnya...
Kambium
Kambium adalah lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah dan bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder tumbuhan. Kambium ditemukan pada batang dan akar. Berdasarkan jaringan tetap yang dibentuknya, dikenal dua kelompok kambium, yaitu kambium gabus (felogen, phellogen) dan kambium pembuluh (vascular cambium). Kambium hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae.
Kambium gabus berada di bagian korteks. Aktivitasnya menghasilkan jaringan gabus (felem, phellem atau cork) ke arah luar. Jaringan gabus berfungsi untuk mengendalikan masuk dan keluarnya air, mencegah serangan hama, dan beberapa fungsi mekanik lainnya. Ke arah dalam, kambium gabus pada beberapa spesies tumbuhan menghasilkan lapisan kulit bergabus yang disebut feloderm (phelloderm).
Kambium pembuluh atau vaskular adalah bagian yang biasa disebut orang kambium saja. Kambium biasanya membatasi bagian pepagan (kulit kayu) dari kolom kayu pada batang pohon. Ke dalam, kambium akan membentuk pembuluh kayu (xilem) dan ke luar kambium membentuk pembuluh tapis (floem, phloem).
Selengkapnya...
Jaringan dasar
Jaringan sklerenkima yang sebagian tengah terbentuk (masin berisi protoplasma)
Jaringan dasar pada tumbuhan adalah jaringan yang mengisi sebagian besar tumbuh tumbuhan. Fungsi utamanya adalah mengisi biomassa, menjalankan berbagai fungsi fisiologi vital, dan menopang serta memberi bentuk tubuh tumbuhan. Jaringan dasar biasa dikelompokkan menjadi tiga jaringan berdasarkan derajat penebalan dinding selnya: parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Karena memiliki fungsi yang khas sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, sebagian parenkima yang mengandung klorofil disebut juga klorenkima.
Parenkima
Parenkima adalah jaringan dasar yang utama. Sel-sel parenkim ditemukan pada akar dan batang terutama sebagai pengisi bagian korteks, daun, bunga, buah, dan biji. Parenkim di daun yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis disebut juga klorenkima, yaitu jaringan mesofil, yang mencakup jaringan tiang/palisade dan jaringan spons. Disebut klorenkima karena ia mengandung klorofil.
Parenkima praktis mengisi hampir semua bagian tumbuhan. Parenkima pada buah, biji, atau umbi dapat mengalami spesialisasi fungsi sebagai tempat penyimpanan energi. Pati disimpan sebagai butir-butir pati dalam sitoplasma, lemak disimpan sebagai butir-butir minyak/lemak, dan berbagai minyak atsiri terlarut dalam cairan sel di vakuola.
Tumbuhan yang mengapung atau beradaptasi dengan lingkungan anaerob (tergenang) mengembangkan aerenkima, suatu parenkima yang memiliki ruang antarsel luar biasa besar sehingga terisi udara. Sel-sel parenkima pada buah yang menyimpan karbohidrat dalam bentuk gula sitoplasmanya dipenuhi oleh produk metabolit tersebut dan sel-selnya terpisah-pisah karena aktivitas pektinase yang membuat pektin penyusun dinding sel tercerai-berai.
Kolenkima
Sel-sel kolenkima mengalami penebalan di bagian sudut-sudutnya. Penampang melintang batang.
Kolenkima merupakan sejenis jaringan dasar yang berperan sebagai jaringan penguat atau mekanik. Dinding sel kolenkim mengalami penebalan pada dinding primer. Penebalan ini tidaklah menyeluruh, biasanya hanya pada sudut atau sisi tertentu saja.
Keberadaan kolenkima akan memperkuat struktur organ tumbuhan. Organ tumbuhan mendapat bentuknya karena adanya tekanan turgor sel pada dinding sel. Kolenkima akan memperkuat struktur organ sehingga tidak mudah layu apabila tekanan turgor menurun. Tangkai daun kentang, misalnya mengalami penebalan pada bagian sudut-sudut sel kolenkim. Sel-sel kolenkim tangkai daun wortel mengalami penebalan pada dinding sisi tangensialnya (tepi) – tetapi tidak pada sisi atas-bawahnya – sehingga tangkai daunnya lebih kokoh.
Sklerenkima
Jaringan sklerenkima yang sebagian tengah terbentuk (masin berisi protoplasma).
Sklerenkima merupakan sekelompok jaringan dasar yang tersusun dari struktur dinding sel yang mengeras karena mengandung endapan selulosa dan lignin. Endapan ini demikian tebal sehingga hanya menyisakan sedikit lumen (ruang di dalam dinding sel). Sklerenkima yang "masak" terbentuk setelah protoplasmanya mengalami lisis (pecah) sehingga meninggalkan kerangka keras yang akan menopang tubuh tumbuhan.
Sklerenkima mudah ditemukan pada bagian batang dan akar, khususnya pada bagian yang mengeras, seperti lapisan serat dan bagian pelindung jaringan pembuluh. Berbagai serat nabati bermanfaat yang digunakan dalam industri, seperti serat rami dan serat yute, terbentuk dari sklerenkima. Batok kelapa merupakan endokarp buah yang tersusun dari sklerenkima dengan lignifikasi yang dahsyat. Selengkapnya...
Empulur
Dalam anatomi tumbuhan, empulur adalah bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh. Istilah dalam bahasa Inggris adalah pith. Empulur biasanya berupa jaringan lunak agak kering, kadang-kadang berongga kecil-kecil. Pada beberapa tumbuhan, seperti rumput-rumputan, empulur memiliki ruang kosong sehingga membentuk rongga memanjang, kecuali pada bagian yang membentuk daun.
Empulur tersusun dari sel-sel parenkima. Pada batang yang berkayu, bagian empulur terletak di sisi dalam jaringan kayu dan merupakan pusat batang. Sel-sel jaringan empulur yang aktif biasanya terletak di bagian terluar dari empulur, kadang-kadang berwujud sangat berbeda, dan disebut bagian perimedular. Pada batang berkayu ditemukan pula sisa-sisa empulur pada lapisan kayu dan disebut sebagai jari-jari empulur. Jari-jari empulur tampak sebagai noktah pada penampang tangensial batang yang menembus lapisan kayu.
Jaringan empulur muda biasanya berwarna putih atau coklat pucat, dan menjadi gelap seiring dengan bertambah dewasanya jaringan. Pada perkembangan akhir, empulur berupa jaringan lunak, jaringan yang mengandung pati (seperti pada rumbia atau pohon sagu), atau ruang kosong (seperti pada rumput atau bambu). Serbuk yang ditemukan di bagian dalam rongga bambu adalah sisa-sisa dari sel yang kemudian terisi udara. Selengkapnya...
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan.
Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut cairan menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar (yang utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain. Baik pembuluh kayu maupun pembuluh tapis memiliki beberapa tipe sel yang agak berbeda.
Pada akar dan batang, pembuluh kayu dan tapis biasanya tersusun konsentris: pembuluh kayu berada di bagian dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian anggota Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan kambium pembuluh/vaskular. Kambium inilah yang merupakan jaringan meristematik yang membentuk kedua jaringan pengangkut tadi.
Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya tersusun pada tulang daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini akan disatukan dalam berkas-berkas (bundles) yang direkatkan oleh pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-berkas ini terlindungi oleh sel-sel khusus – dikenal sebagai sel-sel seludang berkas (bundle sheath) – yang secara fisiologi berperan dalam jalur fotosintesis yang khas. Pembuluh tapis biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung daun, sedangkan pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini menjadi penyebab kutu daun lebih suka bertengger pada sisi punggung daun karena mereka lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk menghisap gula.
Selengkapnya...
Duri
Kata duri merupakan istilah umum (generik) untuk menyatakan bagian tumbuhan atau hewan yang berujung tajam dan cukup keras sehingga cenderung melukai kulit atau permukaan tubuh lainnya. Duri, seperti juga "sayap", bukan istilah biologi dan secara ontogeni, duri dapat berkembang dari asal jaringan yang berbeda-beda.
Duri pada tumbuh-tumbuhan
Duri pada batang mawar.
Pada tumbuhan, duri dapat dijumpai pada berbagai organ. Duri merupakan organ aksesori dan berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa (serangga maupun herbivora). Duri dapat berasal dari modifikasi daun (disebut spine dalam bahasa Inggris), modifikasi batang (disebut thorn ), atau merupakan tonjolan-tonjolan dari epidermis (disebut prickle).
Duri sebagai modifikasi daun
Pada kaktus dan beberapa tumbuhan daerah kering lainnya (xerofit), duri merupakan modifikasi dari daun. Fungsi metabolisme daun sepenuhnya dilakukan pada epidermis batang dan daun berubah menjadi duri untuk mengurangi transpirasi.
Duri sebagai aksesori
Duri sebagai aksesori dijumpai pada batang, daun, serta buah. Duri batang paling mudah ditemukan pada batang mawar. Duri pada permukaan daun biasanya berbentuk kecil-kecil. Duri pada buah dijumpai misalnya pada kulit buah durian. Selengkapnya...
Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Morfologi
entuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Daun segar (kiri) dan tua. Daun tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Fungsi
* Tempat terjadinya fotosintesis.
pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
* Sebagai organ pernapasan.
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun).
* Tempat terjadinya transpirasi.
* Tempat terjadinya gutasi.
* Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Misalnya pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
Epidermis
Jaringan ini terbagi menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya.
Jaringan mesofil
Jaringan Tiang, jaringan ini mengandung banyak kloroplas yang berfungsi dalam proses pembuatan makanan
Jaringan bunga karang
Disebut juga jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.z
Berkas pembuluh angkut
Terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil keduanya dipisahkan oleh kambium.
Pada akar, Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral menuju daun. Pada batang, xilem berfungsi sebagai sponsor penegak tumbuhan
Floem berfungsi mentransfor hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan
Stomata
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang. Selengkapnya...
Daun buah
Daun buah, karpelum, atau karpela (dari Latin: carpellum, jamak carpella) merupakan satuan penyusun alat kelamin betina, alias putik, pada bunga. Setangkai putik dapat tersusun dari satu daun buah atau beberapa daun buah yang melekat satu sama lain. Satu atau lebih putik merupakan alat kelamin betina yang disebut gynoecium (alat kelamin jantan disebut androecium, dan tersusun dari benang sari atau stamen).
Bagian ujung (distal) dari daun buah merupakan kepala putik dan menjadi tempat jatuh dan berkecambahnya serbuk sari. Mendekati pangkal, daun buah menyusun corong tangkai putik, dan akhirnya bagian pangkal membentuk bakal buah (ovum), yang di dalamnya melekat satu atau beberapa bakal biji (ovulum, jamak ovula) Selengkapnya...
BIJI
Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. (Lihat pergiliran keturunan).
Kata "biji" adalah pinjaman dari bahasa Sanskerta. Selengkapnya...
Benang sari
Benang sari atau stamen (dari kata Latin stamen, 'benang pintal') ialah organ reproduksi jantan pada bunga. Setiap benang sari umumnya terdiri dari tangkai sari atau filamen (dari kata Latin filum, 'benang'), dan, pada ujung tangkai sari, kepala sari atau anter (dari kata Yunani kuna anthera, 'dari bunga').
Anter biasanya terdiri dari empat kotak sari, disebut mikrosporangia. Perkembangan mikrosporangia dan spora haploid yang terkandung di dalamnya (yaitu serbuk sari) mirip dengan mikrosporangia pada tumbuhan gimnosperma seperti pinus dan lumut. Serbuk sari dilepaskan dari anter, lalu jatuh, atau terbawa oleh agen eksternal — angin, air, atau hewan — ke putik bunga yang sama maupun bunga lain sehingga terjadi penyerbukan. Selengkapnya...
Kategori:Anatomi tumbuhan
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus.
Akar yang ditumbuhkan dalam hidroponik.
Wurzeln am Berghäuser Altrhein, Speyerer Auwald.JPG
Sifat-sifat akar:
1. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya
2. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya
3. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan
4. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah
5. Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah
Jenis akar
Secara umum, ada dua jenis akar yaitu:
1. Akar serabut. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
2. Akar tunggang. Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan.
Fungsi akar
Fungsi akar bagi tumbuhan:
1. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya
2. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan
4. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya tumbuhan bakau
5. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel yang memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Modifikasi akar
1. Akar napas. Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove (Avicennia, Soneratia).
2. Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit Anggrek.
3. Akar banir. Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik.
4. Akar penghisap. Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu.
Selengkapnya...
Anatomi Tumbuhan
Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari anatomi manusia atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan "pembedahan".
Anatomi tumbuhan biasanya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan hierarki dalam kehidupan:
* Organologi, mempelajari struktur dan fungsi organ berdasarkan jaringan-jaringan penyusunnya;
* Histologi, mempelajari struktur dan fungsi berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya; dan
* Sitologi, mempelajari struktur dan fungsi sel serta organel-organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.
Morfologi tumbuhan juga sering kali dikaji bersama-sama dengan anatomi tumbuhan.
Organologi
Organologi mengkaji bagaimana struktur dan fungsi suatu organ. Berikut adalah jaringan-jaringan dasar yang menyusun tiga organ pokok tumbuhan.
Akar
Akar tersusun dari jaringan-jaringan berikut :
* epidermis
* parenkim
* endodermis
* kayu
* pembuluh (pembuluh kayu dan pembuluh tapis) dan
* kambium pada tumbuhan dikotil.
Permukaan akar seringkali terlindung oleh lapisan gabus tipis. Bagian ujung akar memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar juga diselimuti oleh lapisan mirip lendir yang disebut misel (mycel) yang berperan penting dalam pertukaran hara serta interaksi dengan organisme (mikroba) lain.
Batang
Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar. Batang tersusun dari jaringan berikut:
* epidermis
* parenkim
* endodermis
* kayu
* jaringan pembuluh, dan
* kambium pada tumbuhan dikotil.
Struktur ini tidak banyak berubah, baik di batang utama, cabang, maupun ranting. Permukaan batang berkayu atau tumbuhan berupa pohon seringkali dilindungi oleh lapisan gabus (suber) dan/atau kutikula yang berminyak (hidrofobik). Jaringan kayu pada batang dikotil atau monokotil tertentu dapat mengalami proses lignifikasi yang sangat lanjut sehingga kayu menjadi sangat keras.
Daun
Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun serta helai daun. Helai daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun sendiri tersusun dari jaringan-jaringan dasar berikut:
* epidermis
* jaringan tiang
* jaringan bunga karang dan
* jaringan pembuluh.
Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air hujan.
Histologi
Histologi tumbuhan mengkaji jenis-jenis sel (berdasarkan bentuk dan fungsi) yang menyusun suatu jaringan.
Jaringan penyusun tumbuhan antara lain : 1. kodo (jaringan pelindung) 2. kolenkim (jaringan penyokong) 3. sklerenkim (jaringan penyokong) 4. parenkim (jaringan dasar) 5. xilem (jaringan pembuluh/pengangkut) 6. floem (jaringan pembuluh/pengangkut)
Sitologi
Sitologi mengkaji fungsi berbagai sel dan organel-organel khas pendukung fungsi tersebut.
Selengkapnya...
Anatomi Tumbuhan
Berdasarkan letaknya pada tumbuhan,jaringan meristem dibagi menjadi: meristem apeks, meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apeks adalah meristem yang berada diujung batang dan diujung akar. Meristem lateral adalah meristem yg menyebabkan organ bertambah lebar ke arah lateral. Sedangkan meristem interkalar adalah meristem yang berada diantara jaringan yang sudah berdiferensiasi, misalnya pada ruas- ruas tumbuhan Graminae.
Berdasarkan asalnya, meristem terbagi menjadi meristem primer dan meristem primer.
meristem primer, adalah meristem yang berkembang langsung dari sel embrionik.
meristem primer, adalah meristem yang berkembang dari jaringan yang telah mengalami diferensiasi.
Pada meristem apeks primer dapat dibedakan antara promeristem dan daerah meristematis dibawahnya dimana sel telah mengalami diferensiasi sampai taraf tertentu. Promeristem terdiri dari pemula-pemula apeks bersama dengan sel derivatnya yang masih berdekatan dengan pemula.
Daerah meristematik di bawahnya yang telah sebagian terdiferensiasi terdiri dari :
protoderm yang menghasilkan epidermis
prokambium yang membentuk jaringan pembuluh primer
meristem dasar yang membentuk jaringan dasar seperti parenkim.
Jaringan meristem, memiliki ciri-ciri dinding sel tipis, bentuk sel isodiametris dibanding sel dewasa, jumlah protoplasma sangat banyak. Biasanya protoplas sel meristem tidak memiliki cadangan makanan dan kristal, sedangkan plastida masih pada tahap pro plastida. Pada Anggiospermae sel meristem memiliki vakuola kecil yang tersebar diseluruh protoplas.
MERISTEM APIKAL
Meristem apeks pucuk : Apeks pucuk adalah bagian yang tepat di atas primordium daun yang paling muda yang bersifat meristematis. Bentuk apeks pucuk dari arah memanjang, pada umumnya sedikit cembung dan dapat berubah-ubah Berbagai bentuk meristem apeks pucuk pada berbagai kelompok tumbuhan adalah sebagai berikut :
Pteridophyta :
- terdiri dari 1 sel disebut sel apical
- terdiri dari lebih dari 1 sel disebut initial apikal
Gymnospermae
a. Type Cycas : terdapat meristem permukaan dengan bidang pembelahan antiklinal dan periklinal
b. Type Ginkgo : terdapat sel induk sentral, meristem tepi (perifer) dan meristem rusuk ( meristem tengah)
Anggiospermae
Teori Histogen oleh Hanstain (1868), menyatakan bahwa terdapat tiga daerah di apeks pucuk (Gambar 1), yaitu :
1. Dermatogen (I) menjadi epidermis
2. Pleurom (III) akan menjadi silinder pusat
3. Periblem (II) akan menjadi korteks
Teori yang dianut hingga sekarang adala Teori Tunica Corpus oleh Schmidt (1924), yang menyatakan bahwa terdapat 2 daerah pada meristem apeks pucuk yaitu :
1. Tunika pada lapisan terluar yang membelah antiklinal akan berdiferensiasi menjadi epidermis
2. Corpus dibawah tunica, membelah ke segala arah dan membentuk semua jaringan selain epidermis
Meristem apeks akar
a. Pteridophyta
- terdiri dari satu atau lebih sel ( 3-5 sel)
- berupa kumpulan sel
Anggiospermae dan Gymnospermae
seperti teori Hanstein pada apeks pucuk, meristem apeks akar terdiri dari: Protoderm, meristem korteks, dan meristem silinder pembuluh
MERISTEM LATERAL
Meristem ini termasuk kambium pembuluh dan kambium gabus yang menyebabkan pertumbuhan menebal dan melebar jauh dari apeks, umum ditemukan pada Dicotyledoneae dan Gymnospermae. Pertumbuhan yang dihasilkannya disebut pertumbuhan sekunder.
1. Kambium pembuluh
Ialah meristem sekunder yang berfungsi membentuk ikatan pembuluh (xylem dan floem) sekunder. Bentuk selnya seperti pipa atau berkas-berkas memanjang sejajar permukaaan batang atau akar. Meristem ini adalah meristem lateral karena terdapat di daerah lateral akar dan batang. Ciri-ciri sel nya agak berbeda dengan cirri sel meristem apeks. Dari segi morfologi dapat dibedakan menjadi 2 tipe sel kambium, yaitu :
a. Sel fusiform : bentuk memanjang dengan ujung meruncing, letak memanjang sejajar dengan sumbu, fungsinya membentuk jaringan pembuluh sekunder
b. Sel jari-jari empulur : bentuk sel membulat kecil, tersusun kearah radial membentuk jari-jari empulur
Berdasarkan susunan sel fusiform, dapat dibedakan :
a. Kambium bertingkat
Sel initial tersusun berjajar letak ujung sel sama tinggi
b. Kambium tidak bertingkat
Sel initial saling tumpang tindih tidak membentuk deretan
2. Kambium gabus
Kambium gabus atau felogen adalah meristem yang menghasilkan periderm. Periderm adalah jaringan pelindung yang terbentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pada batang dan akar yang menebal karena pertumbuhan sekunder. Periderm mencakup felogen (cambium gabus) yaitu meristem yang menghasilkan periderm, felem ( gabus) yaitu jaringan pelindung yang dibentuk kea rah luar oleh felogen dan feloderm yaitu jaringan parenkim hidup yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam(Gambar 5).
Sel felogen terdiri dari satu macam sel saja. Pada penampang melintang felogen terlihat seperti sel empat persegi panjang yang memipih pada arah radial. Pada arah memanjang sel felogen berbentuk empat persegi panjang atau bersegi banyak dan kadang-kadang agak tidak teratur.. Sel felogen biasanya tersusun rapat tanpa ruang antar sel . Sel dewasa tidak hidup dan dapat beroso zat padat ataiu cairan. Sel gabus ditandai oleh adanya zat gabus (suberin) dalam dinding sel nya.
MERISTEM INTERKALAR
Meristem interkalar adalah bagian meristem apeks yang sewaktu tumbuhan tumbuh terpisah dari apeks oleh daerah-daerah yang lebih dewasa. Pada batang yang memiliki meristem interkalar, daerah buku akan menjadi dewasa lebih awal dan meristem interkalar terdapat dalam ruas. Contoh paling dikenal untuk menunjukkan meristem interkalar adalah yang terdapat pada batang rumput-rumputan (Gambar 6.). Pada rumput, pemanjangan ruas dihasilkan oleh meristem interkalar yang membentuk deretan sel sejajar sumbu. Mula-mula kegiatan meristem interkalar terjadi di seluruh ruas namun setelah perkembangan ruang-ruang dalam batang yang biasa ditemukan pada Poaceae, kegiatan itu terbatas pada aerah tepi dari dasar ruas yaitu terbatas pada daerah tepi dari dasar ruas yaitu di dekat dan di atas buku.